Candi Plaosan : Interpretasi Cinta dari Sang Raja
Kamis, April 20, 2017
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Pagi itu Tuhan seolah
mengisyaratkan senyum bahagia dengan menghadirkan cerahnya warna biru di langit
Kota Solo. Semburat cahaya jingga disela – sela awan putih dan gagahnya Gunung
Lawu menambah keelokan hadirnya hari baru kala itu. Kokokan ayam jantan bersahutan
dengan siulan gembira burung gereja menjadi saksi bahwa “Dia”, tak pernah lupa
dengan makhluk ciptaan-Nya. Berdosa rasanya jika kita hanya berdiam diri, tak
bersyukur dengan segala nikmat rezeki yang telah diberi.
Puas menikmati indahnya
suguhan Tuhan di pagi hari kala itu, saya lantas bersiap – siap untuk melakukan perjalanan ke daerah Klaten.
Sebuah kabupaten yang terletak di barat Kota Solo dengan luas wilayah kurang
lebih mencapai 655 km2.
Berbicara tentang
Klaten, mungkin akan langsung terbesit di memori kita dengan destinasi wisata
unggulannya. Sebut saja Umbul Ponggok dan Candi Prambanan. Umbul Ponggok,
sebuah destinasi wisata populer yang menawarkan keindahan dunia bawah air lengkap
dengan beberapa jenis ikan khas air tawar. Sedangkan Candi Prambanan yang
terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Kabupaten Klaten - Jawa
Tengah, menjadi Candi Hindu yang terkenal dengan kemegahan dan keindahan
arsitekturnya hingga ke manca negara.
Namun tujuan saya kali
ini bukan untuk mengunjungi ke dua tempat wisata tersebut, melainkan ke
sebuah candi Buddha yang terletak kira – kira 1,5 km ke arah timur dari Candi
Prambanan.
Papan Nama Candi Plaosan Lor |
Papan Informasi |
Setelah menempuh ±1
jam perjalanan dari Kota Solo, tibalah saya di sebuah kompleks candi yang
berada di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten. Papan nama
berwarna hijau tua yang terletak di depan candi bertuliskan “Candi Plaosan Lor”
menjadi petunjuk bahwa saya sudah sampai di tempat yang saya tuju.
Bukti Kekuatan Cinta
Candi Plaosan, konon
menjadi bukti sebuah kekuatan cinta abadi antara dua insan manusia. Kisah ini
tentu tak lepas dari asal muasal berdirinya candi yang masih bertahan hingga
saat ini.
Berdasarkan kisah yang
dipaparkan oleh salah satu guide, pembangunan
Candi Plaosan bermula dari kisah cinta yang terjalin antara Rakai Pikatan dan Pramudya
Wardani. Rakai Pikatan adalah seorang raja dari Wangsa Sanjaya yang memegang
teguh ajaran Hindu, sedangkan Pramudya Wardani adalah putri dari Raja Samarattungga
dari Wangsa Syailendra yang menganut agama Buddha.
Megahnya Candi Plaosan |
Karena menganut ajaran
dan prinsip yang berbeda, kisah asmara Rakai Pikatan dan Pramudya Wardani tidak
mendapat restu dari masing – masing pihak keluarga. Meskipun begitu, mereka
berdua tetap melanjutkan hubungan tersebut hingga ke jenjang pernikahan. Rakai
Pikatan dan Pramudya Wardani meyakini bahwa adanya perbedaan ajaran dan prinsip
tidak mampu menjadi penghalang kekuatan cinta antara mereka berdua. Sebagai
bukti kekuatan cinta inilah Rakai Pikatan dengan bantuan Pramudya Wardani
membangun Candi Plaosan, sebuah candi dengan perpaduan corak agama Hindu dengan
Buddha yang kokoh berdiri hingga saat ini.
Candi Plaosan Lor & Candi Plaosan Kidul
Candi Plaosan sendiri terbagi
menjadi dua buah kompleks, yaitu Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul. Kedua
kompleks candi berada di desa yang sama dan hanya dipisahkan dengan sebuah
jalan raya. Jaraknya pun tidak terlalu jauh, kira – kira hanya 20 meter.
Candi Plaosan Lor adalah kompleks candi yang cukup luas. Hanya dengan membayar tiket masuk sebesar Rp 3000, kita bisa menikmati indahnya dua buah bangunan besar yang menjadi candi utama dan dilengkapi dengan relief eksotik yang mewakili tokoh perempuan dan laki - laki. Candi yang berada di sebelah utara, dilengkapi relief yang menggambarkan tokoh perempuan, sedangkan candi yang terletak disebelah selatan dilengkapi dengan relief yang menggambarkan laki – laki. Kedua candi utama ini menghadap ke barat dan dibatasi dengan pagar batu.
Candi Utama Sebelah Selatan |
Candi Utama Sebelah Utara |
Pagar batu yang
mengelilingi candi utama terdiri dari 116 stupa perwara serta 50 buah candi
perwara berbentuk persegi. Ada 7 candi yang berada di sisi utara dan selatan candi
utama, 19 candi di sisi timur candi utama, serta 17 candi berada di
depan candi utama. Namun sayangnya hampir semua candi perwara tersebut kini
sudah hancur dan hanya meninggalkan puing reruntuhan disekitar candi.
Stupa Perwara |
Barisan Candi Perwara |
Runtuhan Candi Perwara di Timur Candi Utama |
Untuk memasuki area candi utama, kita diharuskan melewati gerbang gapura dari pagar batu yang terletak di sisi barat. Atap dan puncak gapura paduraksa ini dihiasi dengan mahkota - mahkota kecil yang menampakan ciri khas bangunan Hindu.
Gapura Paduraksa |
Masing – masing bangunan
candi utama di Candi Plaosan juga dilengkapi dengan tangga yang berhiaskan kepala naga. Selain itu,
bingkai pintu dihiasi dengan pahatan bermotif bunga dan sulur – suluran serta di atas
pintu masuk candi terdapat hiasan kepala Kala tanpa rahang bawah.
Berbeda dengan
kompleks Candi Plaosan Lor, di Candi Plaosan Kidul kita hanya akan menemukan
beberapa candi & stupa perwara tanpa adanya candi induk. Meskipun begitu, kesan megah dan eloknya Candi Plaosan bisa tetap kita rasakan melalui kokohnya bangunan candi perwara yang masih berdiri.
***
Haaah, puas rasanya menikmati sisa peninggalan sejarah dari masa kejayaan kerajaan Hindu - Buddha di Kabupaten Klaten ini. Meskipun terletak cukup jauh dari jalan raya utama Jogja - Solo, namun Candi Plaosan tetap mampu memberikan pesona luar biasa kepada setiap orang yang mengunjunginya. Besarnya kompleks serta megahnya arsitektur candi juga menjadi bukti kuat bahwa perbedaan ajaran dan prinsip tidak mampu menjadi penghalang kekuatan cinta. Dan inilah Candi Plaosan, Interpretasi Cinta dari Sang Raja.
Tulisan ini
diikutsertakan dalam Lomba Blog Legenda Pariwisata Jawa Tengah 2017 yang
diselenggarakan oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa
Tengah
40 comments
HOAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHH
BalasHapussaya JUGA PUNYA POSTINGAN TTG INI...
UDAH TAK TULIS TINGGAL UPDATE, UPDATE APA JANGAN NIH?
WAKAKAKAKKA.
BESOK PAS SAYA KE JOGJA, KITA MITAP DONG!
duluan aku dong ngepost-nya tapi *iya lah, itu kan gegara buat lomba-___-
Hapusupdate laaaah update :)
kapan lah? mitap dimana lah?
SEDANG DI JOGJA SEKARANG INI. LAGI DI TREAT CAFE, ABIS INI MAU KE MADIIUN. WAKAKAKAKA
HapusYeay turut meramaikan juga. Hehehe
BalasHapusJadi, sebenarnya aku belum pernag mengunjungi candi yang ada di jogja, memalukan memang :(
Sekali di sambisari, itupun cuma mampir.
Padahal jogja-klaten kan banyak ya candi2 hindu-budha :(
ini sumpah mepet deadline banget mas ngepostnya haha ^^
Hapusbanyak, deket-deket pula letaknya. jadi misal habis berkunjung dari candi ini, nanti kita bisa langsung lanjut ke candi yg itu
weeeh ini to candi Plaosan ,,
BalasHapusini masi deket prambanan itu kan yaaa ?
btw moga menang ya bang lombanya .
asik kali kalo kita menang terus ngetrip bareng w:) ..
iya, cuma di timur prambanan bang
Hapussemoga bisa jd rejeki *aamiin
biar ngetrip bareng traveller kece dari bogor hehe
lelaki sekarang dituntut punya rumah dulu ya sebelum mengajak nikah, beserta isinya...wujud cinta kan ya
BalasHapushehe, kebanyakan seperti itu. istilahnya harus punya "pegangan" dulu sebelum berumah tangga
Hapustapi kalau dari sumber yg saya baca ttg kisah ini, rakai pikatan menikahi pramudya wardani dulu mbak. baru membangun candi plaosan :)
Keren juga ya Mas pemandangannya, kalau udah cerah pagi atau sore lebih asik ya, Mas :)
BalasHapusMeskipun udah tahu dari post ini, tetap aku mah pengen secara langsung kesitu, biar tahu dan salah satunya eksis..hihi
Semoga menang lombanya ya, Mas :)
Aamiin..
pagi lebih mantep mas andi. sempet stalking di IG, banyak foto keren pas view sunrise dari candi plaosan ini. buruan gih, gowes ke klaten hehe
Hapusaamiin
Pengen sebenarnya Mas, tapi waktunya belum cocok. Karena bersepeda yang jaraknya lumayan, itu harus ada waktu yang lumayan juga..hehe
HapusSaya asli mojokerto yang tersebar banyak candi di era Mojopahit, inspiratif buat untuk menuliskanya, keren banget
BalasHapuscoba di tulis di blog mas hehe
Hapusdi Indonesia itu banyak candi ya, ini unik dna khas kita banget, sayangnya hanya ebberapa yang masih terjaga
BalasHapusiya mbak dan candi plaosan mungkin salah satunya.
Hapuswalaupun banyak yg tinggal reruntuhan, tapi masih tetap memesona :)
Udah lama saya ingin ke Candi Prambanan, tapi belum kesampaian.
BalasHapussuatu saat pasti bisa sampai ke prambanan bang mirwan :)
Hapusaku ke sini dua kali
BalasHapusini bagus banget buat maen petak umpet hehe
tiketnya murah, spot fotonya banyak
bagus pas sore tapi mas
di dekat candi ini juga banyak candi2 lain, tinggal nyebrang-nyebrang
saya baru sekali ini mas
Hapusiya, di seberang jalan kan ada satu kompleks candi plaosan kidul. jadi sehari bisa berkunjung ke dua kompleks
Wooooh Candi Plaosan, bukti cinta sang Raja dan menjadi keromantisan tersendiri karena cinta tidak memandang Agama.
BalasHapusdengan 3000 doang bisa nikamatin indahnya candi plaosan? kereeeen!!!!
BalasHapuskalau orang jaman dulu romantis yah, bukti cinta bisa diwujudkan ke candi, tapi kalau jaman sekarang, rempong, harga tanah aja udah mahal, apalagi buat bangun candi
iya mbak, sempet kaget sebener e. karena dari hasil googling saya sempet baca kalau tiketnya itu 5000, eh pas sampai sana malah cuma 3000.
Hapushahaha, sekarang mah bukan candi, tapi apartemen
Wew murah banget tiketnyaaa! Aku belum pernah nih menyambangi Candi Plaosan *duh kemane aje*. Terus kalo tiap membuktikan cinta pake bikin candi, bayangin aja jaman sekarang orang baperan tiap ada candi baru :)))
BalasHapusmampir lah mbak sekali-kali, cantik kok tempatnya buat foto-foto :)
Hapuswah dengan adanya pos ini saya jadi tahu tentang candi ini
BalasHapusbelum pernah ke sana saya mas
waduh makasih banget ya untuk pos ini jadi mupeng nih hehe
sama-sama mbak maya :)
Hapusobati mupengnya segera hehe
Waah parah murah banget tiketnya. Terakhir ke Solo malah belum pernah mampir kesini. Lumayan jauh tapi worth it yaaa
BalasHapus-M.
http://www.inklocita.com/2017/04/one-day-trip-to-shirakawa-go.html/
worth it banget mbak, bolehlah kalau ke solo lagi mlipir ke klaten. terus berkunjung ke candi plaosan
Hapusbaru tau ada candi plaosan, saya taunya cuma candi borobudur sama candi prambanan -__-)
BalasHapusmungkin popularitasnya memang kalah jauh sama kedua candi diatas mas, makanya candi plaosan belum terlalu booming di kalangan wisatawan (khususnya luar jogja/solo). nah kalau berkunjung ke prambanan, boleh lah mampir kesini. deket banget kok
Hapusseumur-umur belom pernah ngeliat candi secara langsung ya Allah :')
BalasHapusfotonya keren-keren, euy!
main-main ke jawa coba bang yoga, nanti dipuas-puasin dah tu liat candi secara live! langsung! hehe
Hapusarigataou masta blogger *sembah sujud*
foto nya luar biasa mas, keren banget pemandangannya
BalasHapusseru kayanya untuk kumpul-kumpul >>
kalau sore sama pagi cocok banget emang buat nongsky-nongsky ini mas, adem karena depan candi udah langsung dapet view persawahan
HapusKeren banget candinya.
BalasHapusBerharap bisa ke sana suatu saat nanti.
semoga cepat terealisasi mas cita-citanya buat berkunjung ke candi plaosan :)
Hapustak kira candi Plaosan ini masuk wilayah DIY, ternyata masih di Klaten-jateng. aku pernahnya ya ke prambanan dan sempat mampir ke umbul ponggok namun saking ramainya, akhirnya memutuskan tidak jadi hehehe. aku juga ikutan lomba ini namun masih belum beruntung...
BalasHapusdi Klaten mas hehe
Hapusiya, semenjak ponggok populer di dunia instagram sekarang pengunjungnya sering membludak, apalagi kalau pas long weekend. dulu saya sempet kesana juga, untungnya pas belum populer. jadi masih bener-bener bisa menikmati jernihnya air di umbul ponggok.
yah, senasib kita wkwkwk
kemarin juga habis dari sini saya kak, udah ke 3 kalinya hehe
BalasHapus, seru tempatnya ya ,penuh misteri :D
komen balik ya kak Y U K G A S dot id
Yakin udah di baca? Apa cuma di scroll doang?
Yaudah, yang penting jangan lupa komen yes?
Maturnuwun ^^