Langkah Pemerintah Indonesia dalam Mengentaskan Kemiskinan melalui Bidang Pendidikan
Jumat, Mei 05, 2017
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Salah satu
permasalahan besar yang masih dihadapi oleh bangsa Indonesia hingga saat ini adalah
kemiskinan. Meskipun terkenal memiliki sumber daya manusia dan kekayaan alam yang
melimpah, nyatanya kedua hal tersebut belum mampu dikelola secara maksimal dan
menjadi faktor penyebab tingginya angka kemiskinan di Indonesia. Menurut data
yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk miskin di
Indonesia pernah mencapai level tertingginya pada tahun 1970 dengan jumlah
total sebanyak 70 juta jiwa.
Selain belum
maksimalnya pemanfaatan sumber daya manusia dan kekayaan alam, ada banyak
faktor lain penyebab tingginya angka kemiskinan di Indonesia. Pendidikan adalah
salah satunya. Kurang terjangkaunya biaya pendidikan bagi sebagian besar
masyarakat, menyebabkan mereka sulit mendapatkan pendidikan yang layak. Pada
2015 saja, hampir separuh penduduk miskin yang berusia di atas 15 tahun hanya
mampu menempuh pendidikan di tingkat SD/SMP. Data statistik yang di publikasikan oleh databoks menyatakan bahwa penduduk miskin yang menamatkan
pendidikan di jenjang SD/SMP sebesar 52%. Bahkan, 31% lainnya tidak mampu
menempuh bangku Sekolah Dasar dan hanya 16,7% penduduk miskin yang dapat
mengenyam pendidikan hingga ketingkat SMA atau lebih tinggi.
Rendahnya tingkat
pendidikan ini tentu berakibat pada kualitas sumber daya manusia yang semakin
menurun. Selain itu, seseorang dengan tingkat pendidikan yang rendah juga akan
kehilangan kesempatan untuk mengembangkan diri karena terbatasnya akses dalam
mencari dan mendapatkan pekerjaan. Sebagai langkah konkret untuk mengatasi masalah
pendidikan di Indonesia, pemerintah mulai mencanangkan beberapa program
unggulan demi memperbaiki kualitas pendidikan agar mampu menghasilkan sumber
daya manusia yang handal serta siap bersaing di dunia kerja.
Langkah pemerintah ini
tentunya sesuai dengan program kerja unggulan presiden serta wakil presiden
seperti yang tertuang dalam Nawacita atau 9 program prioritas, poin kelima. Nawacita
poin kelima menyebutkan bahwa pemerintah akan meningkatkan kualitas hidup
manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan
Program Indonesia Pintar (PIP).
Program Indonesia Pintar
merupakan program nasional yang bertujuan untuk memajukan kualitas pendidikan
di Indonesia sesuai instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2014. Program
Indonesia Pintar (PIP) sendiri mencakup beberapa sub program lain seperti
berikut ini :
KIP diberikan sebagai
penanda dan digunakan untuk menjamin serta memastikan seluruh anak usia sekolah
(6 – 21 tahun) mendapatkan manfaat Program Indonesia Pintar bila
terdaftar di sekolah, Madrasah, Pondok Pesantren, Kelompok Belajar (Kejar Paket
A/B/C) atau Lembaga Pelatihan maupun Kursus.
Tujuan lain
diberikannya Kartu Indonesia Pintar bagi anak usia sekolah adalah untuk
meringankan biaya personal pendidikan, sehingga mencegah terjadinya siswa untuk
berhenti sekolah akibat kesulitan ekonomi.
BOS merupakan program
pemerintah untuk penyediaan pendanaan biaya nonpersonalia bagi satuan
pendidikan dasar dan menengah pertama. Sasaran program BOS adalah semua peserta
didik di jenjang Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, serta Pusat
Kegiatan Belajar Mandiri yang diselenggarakan oleh masyarakat, baik negeri
maupun swasta di seluruh provinsi Indonesia.
Secara umum, dana BOS
digunakan untuk keperluan perawatan sekolah seperti pengecatan bangunan,
perbaikan gedung yang mulai rusak serta pembiayaan listrik.
Dilansir dari website
resmi Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, saat ini Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus mengupayakan program wajib
belajar 12 tahun. Program yang bertujuan untuk memperbaiki sektor pendidikan
Indonesia ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas sosial – ekonomi dan
mengurangi kemiskinan di berbagai daerah di Indonesia. Dengan adanya program wajib
belajar 12 tahun, setiap anak Indonesia dapat menyelesaikan pendidikan hingga
tingkat menengah atas dan siap bersaing di dunia kerja.
Melalui program ini
diharapkan anak usia sekolah dari keluarga miskin dapat terus bersekolah dan di
masa depan mereka mampu memutus rantai kemiskinan yang saat ini dialami orang
tuanya. Bantuan Siswa Miskin (BSM) bersifat bantuan langsung kepada siswa dengan
pertimbangan kondisi ekonomi dan bukan berdasarkan prestasi layaknya pemberian
beasiswa.
Dana Bantuan Siswa
Miskin diberikan kepada siswa mulai dari tingkat dasar hingga Perguruan Tinggi
dengan rincian sebagai berikut :
a. BSM SD/MI sebesar Rp
225.000 per semester atau Rp 450.000 per tahun
b. BSM SMP/MTs sebesar Rp
375.000 per semester atau Rp 750.000 per tahun
c. BSM SMA/SMK/MA sebesar
Rp 500.000 per semester atau Rp 1.000.000 per tahun
Sementara di jenjang
perguruan tinggi, program bagi anak kurang mampu diberikan pemerintah dengan
nama bantuan belajar mahasiswa miskin dan beasiswa bidikmisi.
Keseriusan pemerintah dalam mengatasi kemiskinan juga terlihat dari besarnya anggaran yang dikeluarkan untuk menjalankan program
– program tersebut. Pada 2016, anggaran untuk mengentaskan
kemiskinan mencapai Rp 214,4 triliun. Anggaran tersebut mengalami kenaikan
sebesar 24,4% dari realisasi tahun 2015. Bantuan operasional sekolah, jaminan
kesehatan, serta subsidi pangan adalah salah satu anggaran terbesar pada
pelayanan kebutuhan dasar, yakni 59,2% atau jika kita nominalkan mencapai lebih
dari Rp 100 triliun.
Sumber : databoks.co.id |
Di tahun 2016, perjuangan
pemerintah dalam mengupayakan pengentasan kemiskinan pun mulai menampakkan
hasil positif. Jika kita melihat grafik statistik Indonesia pada September 2016, jumlah penduduk miskin Indonesia berkurang
sekitar 241 ribu orang menjadi 27,76 juta jiwa (10,7%) dibandingkan dengan
kondisi pada bulan Maret 2016, yakni 28,01 juta jiwa (10,86%). Hal ini tentu
tidak terlepas dari adanya usaha besar pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan
melalui serangkaian program, khususnya program di bidang pendidikan.
Dalam data Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018, pemerintah memasukan sektor pendidikan dan pengentasan kemiskinan ke dalam 10 agenda prioritas yang harus segera terlaksana. Presiden Joko Widodo berharap, dengan alokasi anggaran belanja negara 2018 yang diperkirakan mencapai Rp 2.200 triliun tersebut, mampu mendorong terciptanya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas sehingga bisa mengurangi angka kemiskinan yang ada di Indonesia.
Sumber : katadata.co.id |
Semoga dengan semakin meningkatnya
kualitas pendidikan di negeri ini bisa menghasilkan sumber daya manusia yang
terpelajar dan siap terjun langsung ke dunia kerja, sehingga mampu berkontribusi membangun Indonesia yang maju, mandiri,
serta terbebas dari jeratan kemiskinan.
Referensi :
1. http://www.katadata.co.id/
2. http://www.databoks.katadata.co.id/
3. http://indonesiapintar.kemdikbud.go.id/4. http://www.tnp2k.go.id/
5. https://psmk.kemdikbud.go.id
6. http://nasional.kompas.com/read/2014/05/21/0754454/.Nawa.Cita.9.Agenda.Prioritas.Jokowi-JK
23 comments
Wih mantab mas Wisnu! mungkin memang pendidikan menjadi trend paling penting untuk mengentaskan kemiskinan yang ada di Indonesia...
BalasHapusSeandainya saja orang Indonesia banyak yang Pinter mungkin kemiskinan tidak merajalela seperti sekarng ini!...
tentunya.
Hapuskarena lewat pendidikanlah, seseorang akan mendapatkan peluang lebih besar untuk mengembangkan diri dan siap untuk bersaing di dunia kerja. baik itu menciptakan lapangan pekerjaan atau menjadi karyawan, sehingga kemiskinan akan bisa diminimalisir
Keren blognya mas Wisnu!
BalasHapusMateng banget postnya. Sampai repot-repot bikin image buat listnya. Cool!
Pendidikan memang pilar sebuah negara untuk bisa maju. Negara-negara yang ekonominya gede pasti pendidikannya sudah maju.
hehe...terimakasih :)
HapusPROGRAM Pemerintah untuk bagus mas, tapi alangkah indahnya jika ditanamkan nilai-nilai akhlaq yang tinggi. guna membentuk pribadi yang baik. tidak seperti anak lulusan kemaren yang pulang pengumuman malah tauran dan ujung-ujungnya mati . .
BalasHapusiya.
Hapussemoga ada tambahan pelajaran untuk membentuk pribadi yang lebih baik, atau bisa juga adanya porsi jam yg lebih banyak di mata pelajaran bimbingan dan konseling mungkin.
gak bisa komen banyak karena mungkin mas sudah baca beberapa tulisan saya
BalasHapuskarena saya masuk di dalam sistem pendidikan jadi ya gitu deh
harapan saya cuma 1, benahi aja yang udah rusak dari tataran paling bawah.
semoga harapan mas ikrom untuk kemajuan pendidikan di negeri ini bisa direalisasikan oleh petinggi-petinggi kita di pemerintahan sana. aamiin :)
HapusSemoga prosesnya lancar dan berjalan cepat. Aamiin ya, Rabb.
BalasHapusPendidikan emang yang kudu dibenahi banget nih. Itu kan modal utama mengurangi kemiskinan. Miskin ilmu misalnya. Banyak juga ya 30-an persen yang gak tamat SD. Gue jadi inget waktu berangkat ke kantor pagi-pagi. Ngelihat bocah yang kiranya kelas 1 atau 2 SD lagi mungutin sampah. Kasihan banget dia gak sekolah dan jadi pemulung gitu. :')
aamiin.
Hapusbener banget, sekarang makin banyak anak-anak yg putus sekolah gegara mahalnya biaya pendidikan dan alasan kesulitan ekonomi. semoga program2 dari pemerintah utk kemajuan pendidikan bisa berjalan dg baik :)
Semoga saja program ini bisa terus berjalan pada jalurnya...
BalasHapusDengan begitu, akan segera terasa manfaatnya...
aamiin :)
HapusDengan meningkatnya kualitas pendidikan di negeri ini semoga bisa mengurangi angka kemiskinan.
BalasHapusaamiin, semoga indonesia bisa makin maju dan kemiskinan berkurang
HapusMoga program2 pemerintah untuk pendidikan ini tepat guna ya mas. Memang yg mendapatkan bantuan adalah mereka yang membutuhkannya. Jujur, saya masih agak pesimis kl sudah nyangkut masalah pemerintah, tp di sisi lain, besar harapan saya agar pendidikan jadi lebih baik dan merata. salam
BalasHapusaamiin
Hapuskita yang hanya warga biasa juga bisa ikut berkontribusi memajukan pendidikan di Indonesia dg bergabung ke komunitas-komunitas pendidikan mas. jadi selain program dari pemerintah, tentunya pemerataan kualitas pendidikan bisa terwujud dg langkah kecil yg kita lakukan :)
Selain kualitas pendidikan, sepertinya juga perlu memberikan pendidikan karakter. Bukan cuma akhlak dan iman, tapi soft skill dunia kerja seperti tekun, percaya diri, dan tanggung jawab. Banyak banget lulusan yang udah oke ilmunya, tapi semangat kerjanya minim dan cenderung job hopper. Ada juga yang malah nggak pede sama sekali dengan kemampuannya dan memilih pekerjaan yang tidak sebidang asalkan kerja. But that's another issue in job-seeking, sekalipun masih terkait dengan konten pendidikan.
BalasHapusSelain itu sih, saya cuma bisa bantu pendidikan lewat komunitas aja sambil mendoakan program pemerintah yang bagus ini bisa berjalan lancar.
Ulasannya bagus, kak! :)
softskill juga menjadi poin penting untuk diberikan kepada anak didik. saya juga pernah ketemu dg beberapa orang yang job hopper macam ini. dulu ada temen sekantor yang baru beberapa minggu masuk kerja, tau tau udah resign aja.
Hapusaamiin, semoga aktif dikomunitas yang diikuti dan bisa berkontribusi untuk memajukan dunia pendidikan
terimakasih :)
Makasiih bangeet mas sharingnyaa :D Semogaa semua program pemerintah dalam apbn bisa terealisasi dan tepat sasaran yaaa. apalagi untuk konteks infrastruktur, kesehatan dan tentunya pendidikan. Biar hidup rakyaat indonesiaa makin bahagiaa dan sejahteraaa.
BalasHapussama-sama
Hapusaamiin aamiin, semoga pemerintah bisa amanah dalam menggunakan apbn sesuai anggaran yang sudah direncanakan jauh-jauh hari ini :)
Semoga Indonesia makin maju—ya negaranya, ya orangnya :)
BalasHapusAamiin, semoga :)
HapusPendidikan menjadi langkah penting untuk meningkatkan kualitas SDM bangsa kita. Tapi pendidikan (sekolah) tidak bisa bekerja sendirian. Sementara guru bersusah payah mendidik anak-anak, teknologi layar datar merusak segala-galanya.
BalasHapusYakin udah di baca? Apa cuma di scroll doang?
Yaudah, yang penting jangan lupa komen yes?
Maturnuwun ^^