QRIS : Solusi Praktis untuk Milenial Pengguna Dompet dan Pembayaran Digital
Rabu, November 20, 2019
Hariku separuh kelabu, saat ponsel pintar tak ada di genggaman
tangan…
Mungkin seperti itulah
ungkapan yang akan keluar, jika suatu hari, saya (dan mungkin juga kamu) lupa tak membawa ponsel pintar saat
bepergian. Maklum, sebagai generasi milenial, hidup sehari tanpa ponsel pintar
memang menjadi sebuah momok yang cukup mengerikan. Bayangkan saja, kita tak
bisa asyik bermain media sosial. Tak bisa berbalas pesan dengan teman dan gebetan.
Tak bisa memesan satu cup kopi
kekinian yang sedang hits di aplikasi ojek daring. Bahkan, jadwal menonton
video dari Youtuber idola pun harus sedikit tertunda, kawan!
Ah, lupakan! Masih ada
satu hal lain yang tak kalah penting untuk dipikirkan. Yak! Apalagi
kalau bukan “gagal” mendapatkan cashback dan potongan harga dari merchant jajanan dan penyedia jasa.
Gimana nggak gagal? Lhawong bayarnya nggak pakai dompet digital…
Tak heran memang.
Selain diidentikkan sebagai generasi yang gadget
oriented, milenial juga dikenal sebagai barisan generasi berdompet tipis.
Eits, berdompet tipis bukan berarti tidak memiliki uang, lho, ya? Menurut beberapa
penelitian, generasi yang lahir di antara tahun 1980-2000an ini, ternyata memang
lebih sering melakukan transaksi secara non tunai dan hanya membawa uang dalam
bentuk fisik seperlunya saja.
Seperti dilansir dari
laman Brilio.net, penelitian yang mereka lakukan bersama JakPat Mobile Survey di
tahun 2018 lalu menemukan bahwa 59% generasi milenial, khususnya kelas menengah
ke atas, kini lebih menyukai transaksi secara non tunai. Selain lebih cepat dan
tak perlu repot-repot membawa uang fisik, transaksi non tunai tentunya juga menawarkan
banyak keuntungan lain. Sebut saja seperti adanya promosi khusus yang diberikan
kepada pengguna dompet digital atau instrumen pembayaran non tunai lainnya.
Mulai dari cashback, gratis ongkos
kirim, “beli satu gratis satu”, hingga potongan harga yang menggoda.
Sumber :insights.gfk.com
Banyaknya promosi dan
penawaran yang berbeda dari masing-masing aplikasi tersebut, ternyata membuat sebagian
besar orang tertarik untuk memiliki lebih dari satu akun dompet digital
di ponsel pintarnya. Tak berbeda jauh, hal serupa juga terjadi di merchant penyedia jasa. Demi memanjakan konsumen, para pelaku
usaha ini
ikut “mengoleksi” berbagai jenis instrumen
pembayaran digital di gerai yang mereka miliki. Yang
paling sering dan sangat mudah saya temui akhir-akhir ini,
tentu saja mulai
menjamurnya berbagai macam stiker QR code yang tertempel rapi di dekat meja kasir pembayaran. Dalam hitungan detik, hanya dengan memindai QR code
yang sudah tersedia, proses pembayaran bisa langsung berjalan lancar tanpa
halangan.
Mudahnya proses transaksi
menggunakan QR code seperti di atas, tentunya
berlaku jika pembeli dan penjual menggunakan aplikasi pembayaran yang sama. Karena
tak jarang, saya masih menemukan beberapa merchant
yang belum bisa memroses transaksi non tunai, akibat dari berbedanya aplikasi
pembayaran digital yang digunakan. Katakanlah, saya ingin membayar menggunakan aplikasi
“Dompet Merah”, sementara pemilik merchant
hanya menerima pembayaran dari aplikasi “Dompet Biru” dan “Dompet Ungu”. Mau
tidak mau, karena gagal menggunakan dompet digital, saya harus melakukan
pembayaran menggunakan pecahan uang biasa yang ada di dalam dompet.
QRIS
: Sebuah Angin Segar untuk Milenial…
Kamu, pernah mengalami
kejadian yang sama seperti saya? Gagal bertransaksi non tunai
karena menggunakan aplikasi pembayaran digital yang berbeda dengan pihak merchant? Mulai saat ini –detik ini, bergembiralah! Karena Bank
Indonesia (BI) bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) telah
menciptakan sebuah terobosan baru bernama Quick
Response Code Indonesian Standard atau lebih dikenal dengan sebutan QRIS.
Karyawan Bank Indonesia melakukan transaksi menggunakan QRIS | Sumber : liputan6.com
Standar QR code ciptaan Bank Indonesia ini hadir
untuk memfasilitasi semua transaksi pembayaran digital dalam satu QR code yang sama. Dengan kata lain,
meskipun instrumen pembayaran digital yang digunakan oleh pembeli maupun
penjual berbeda, proses pembayaran akan tetap bisa berlangsung, karena setiap
aplikasi dari masing-masing penerbit dapat memindai dan membaca standar QRIS
yang digunakan dalam QR code pembayaran
di merchant.
Apa efeknya? Yang
jelas, kita sebagai pengguna bisa lebih leluasa dalam memilih alternatif sumber
dana dari aplikasi yang akan digunakan dalam proses pembayaran. Mau menggunakan
saldo berjuta-juta yang ada di “Dompet Merah”, bisa. Pakai saldo yang hanya tersisa
puluhan ribu di
aplikasi “Dompet Biru” atau “Dompet Ungu” pun oke.
Sementara dari sisi
pemilik merchant, manfaat yang
diperoleh adalah meningkatnya kepraktisan, karena hanya diperlukan satu QR code dengan standar QRIS untuk dapat
menerima transaksi dari berbagai macam aplikasi pembayaran digital yang
berbeda. Weh, nggak perlu lagi lah itu pasang banyak-banyak stiker QR code di dekat meja kasir. Cukup pasang
satu stiker QRIS saja. Hehehe…
Sumber : Video Youtube Bank Indonesia
QRIS
berbasis mobile dan online?
Tak bisa dipungkiri,
pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini memang berdampak cukup besar
terhadap perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia. Perubahan yang sangat
terasa, tentu saja bisa dilihat dari semakin banyaknya sesuatu yang beralih menggunakan
sistem mobile dan online. Selain dipengaruhi oleh cepatnya
perkembangan ponsel pintar dan akses internet, hal ini tentu juga dipengaruhi
oleh faktor pendukung lain. Sebut saja seperti meningkatnya jumlah masyarakat
yang mulai paham dan aktif dalam menggunakan internet.
Sumber : websindo.com
Menurut data yang
dipublikasikan oleh We Are Social, per Januari 2019 saja, ada 150 juta pengguna
aktif internet atau sekitar 56% dari jumlah total penduduk Indonesia. Dari 150
juta pengguna ini, ternyata 142,8 juta diantaranya mengakses internet
menggunakan perangkat mobile yang
mereka miliki. Apakah kamu salah satunya?
Lantas, apa saja aktivitas
yang sering mereka lakukan selama berselancar di dunia maya? Jawabannya :
beragam. Mulai dari streaming mencari
hiburan, berbalas pesan, berbelanja, serta tak ketinggalan, melakukan transaksi
non tunai melalui aplikasi pembayaran digital yang terpasang di ponsel pintar.
Bank Indonesia sendiri
pernah mencatat bahwa nilai transaksi uang digital yang dilakukan oleh para pengguna
selama Juli 2019 sempat menyentuh angka Rp 12,93 triliun, atau melonjak 262,67%
dibanding bulan yang sama di tahun 2018 lalu, yang hanya sebesar Rp 3,58
triliun. Tak heran jika saat ini, banyak merchant
yang memasang instrumen pembayaran digital dan gencar membuat promosi
untuk menarik pembeli.
Nah, dari sedikit
uraian di atas, tepat rasanya jika QR
code standar yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia bersama ASPI saat ini
menggunakan sistem berbasis mobile
dan online. Selain mampu mengikuti
perkembangan zaman, QRIS tentunya juga bisa dengan mudah diterima oleh
masyarakat Indonesia yang mulai aktif berinternet menggunakan ponsel pintar, khususnya
kaum milenial yang sedang mendominasi populasi Indonesia.
4
Ke-UNGGUL-an QRIS…
UNGGUL. Itulah tagline sekaligus 4 poin plus dari QRIS
yang hadir sebagai problem solver bagi pengguna dompet dan aplikasi pembayaran digital di Indonesia. UNGGUL
sendiri merupakan sebuah akronim dari Universal, Gampang, Untung, dan Langsung
yang memiliki arti :
1) Universal : dimana QRIS bisa diunduh dan digunakan oleh
seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari pedagang kecil (UMKM), hingga pemilik merchant di mall. Bahkan, QRIS telah memenuhi standar internasional
dari EMV Co. –sebuah lembaga yang
menyusun standar internasional QR code untuk sistem pembayaran, sehingga
nantinya QRIS bisa digunakan untuk bertransaksi di negara-negara yang sudah
memiliki sistem pembayaran digital sesuai standar EMV Co. seperti Thailand,
Singapura, Korea Selatan, India, dan Malaysia. Cocok banget, kan, dipakai
oleh milenial yang hobi jalan-jalan ke luar negeri!
2) Gampang : selain mudah, transaksi menggunakan QRIS juga
lebih aman, karena konsumen hanya boleh menggunakan aplikasi pembayaran digital
yang sudah “sah” dan terverifikasi oleh Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran
(PJSP).
3) Untung : karena satu QR code bisa
digunakan untuk semua jenis aplikasi.
4) Langsung : setelah memindai QR code dan menyelesaikan tahapan pembayaran, maka transaksi akan
langsung diproses. Sebagai bukti jika transaksi pembayaran telah berhasil
dilakukan, saat itu juga pengguna dan pihak merchant
akan langsung mendapat notifikasi dari sistem QRIS.
Tips
Aman Bertransaksi dengan QRIS…
Untuk saat ini, QRIS
memang baru bisa digunakan di beberapa kota besar saja. Rencananya, Bank
Indonesia akan mulai menerapkan sistem QRIS secara menyeluruh per 1 Januari
2020 mendatang. Jadi, sebelum beralih menggunakan QR code standar Indonesia, ada baiknya kamu membaca tips aman menggunakan
QRIS yang saya rangkum dari berbagai sumber berikut :
1) Selalu cek riwayat transaksi.
Jika menemukan riwayat
transaksi yang mencurigakan, segera laporkan masalah tersebut ke Penyelenggara
Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) terkait agar kasus segera tertangani.
2) Setelah memindai QR
code, cek juga nama merchant.
Pastikan nama merchant yang muncul di aplikasi
pembayaran, sama dengan nama yang tertera di atas label QRIS.
3) Cek ulang jumlah nominal uang sebelum bayar.
Untuk mencegah terjadinya
kesalahan dalam transaksi, sebelum melakukan pembayaran, cek lagi jumlah
nominal uang yang dituliskan di kolom yang sudah tersedia.
4) Gunakan kombinasi password
yang unik.
Gunakan kombinasi password yang unik agar dompet atau aplikasi pembayaran digital yang terpasang di
ponsel pintar lebih terjamin keamanannya. Yang paling penting, jangan pernah
sekalipun memberitahukan password
akun kita ke orang lain, demi meminimalisir terjadinya penyalahgunaan akun yang
kita miliki.
***
Itulah sedikit
informasi tentang QRIS, standar QR code
ciptaan Bank Indonesia yang hadir sebagai solusi praktis untuk membantu masyarakat
Indonesia –khususnya generasi milenial,
dalam bertransaksi menggunakan pembayaran digital. Hanya dengan satu jenis QR code saja, kedepannya, pengguna aplikasi
pembayaran digital bisa dengan mudah melakukan proses pembayaran meskipun menggunakan
aplikasi yang berbeda.
Selain mudah, QRIS
juga bisa digunakan secara inklusif oleh seluruh lapisan masyarakat. Bahkan, sistem
ini telah memenuhi standar internasional dari EMV Co., sehingga bisa digunakan
sebagai instrumen pembayaran di negara lain yang juga menerapkan standar QR code yang sama.
Beuh, makin nggak sabar, dong, buat nyobain QR standar pembayaran
ala milenial ini?
Kita tunggu saja di tahun 2020 mendatang, ya! Salam…
#feskabi2019
#gairahkanekonomi
#pakaiQRstandar
#feskabi2019
#gairahkanekonomi
#pakaiQRstandar
____________________________________________________________________
Referensi :
Lampiran Siaran Pers Bank Indonesia No.21/62/Dkom, tanggal 17 Agustus 2019
https://www.brilio.net/fulus/ternyata-ini-faktor-anak-muda-memilih-menggunakan-kartu-kredit-1801296.html
https://ekbis.sindonews.com/read/1431808/178/pengguna-pembayaran-digital-terus-meningkat-1566313432
https://websindo.com/indonesia-digital-2019-internet/
31 comments
Asyik nih, klo bisa seragam macem ATM bersama gini...jadi ga perlu install banyak app di ponsel kan?
BalasHapuslagian lebih enak mbayar non-tunai gini kok pancen, pasti pas dan nggak usah nrima susuk receh2/koin :-D
Bisa mbak. Mau instal dan cuma pakai satu jenis aplikasi pembayaran pun, nantinya bakal tetep bisa diterima sama pihak merchant karena udah pakai QRIS.
HapusIya bener. Jadi lebih cepet :)
ini nih trobosan yg kutunggu bangetttt, jd nggak perlu instal semua app uang digital. lebih praktis tentunyaaa
BalasHapusKayaknya konsepnya bukan gini deh. Apa gue yang salah ya? Wisnu harusnya lu coba kasih contoh yang deskriptif biar kami kami pembaca yang kurang imajinatif ini bisa paham wkwk
HapusNggak salah juga sih, komentarnya si Ella, Man.
HapusMisal, kamu mau instal dan pakai satu jenis aplikasi pembayaran aja, bisa. Mau instal banyak aplikasi pembayaran juga bisa. Karena nantinya semua aplikasi pembayaran digital resmi dari PJSP bakal bisa digunakan untuk transaksi di merchant yang udah pakai QRIS.
Nah kan emg bener, qris ini bikin transaksi lebih praktis. Apapun dompet digitalnya tggl scan aja, semuanya terintegritas. Gitu kan ya? Hhh
HapusBetul!
HapusBagaimana dengan biaya potongannya? Apakah kalau misalnya bayar pake gopay atau ovo di merchant yang pake QRIS ada biayanya? Kalau iya, mending tetap yang udah ada sekarang aja sih kayaknya muehehehe
BalasHapusKalau dari info yang saya baca dari pihak Bank Indonesia, nggak ada biaya tambahan. Nominal pembayaran masih sama sesuai harga di aplikasi.
HapusEh serius? Jadi ini tinggal ngumpulin aja dan ngagk kena biaya lagi? Mantabi juga nih.
HapusNggak ada biaya lagi. Bayar sesuai harga dari merchant, Di
HapusIni buat lomba BI bukan, Wis? Udah dua tahun saya absen karena kurang menguasai tema yang dilombakan.
BalasHapusSaya justru belum pasang satu pun aplikasi dompet digital nih. Tadinya mau pasang yang merah, soalnya otomatis dapat dari hadiah ponsel beserta stiker bulet yang ditempel tuh. Ternyata sekarang udah ganti nama dan saya malas ngurusnya lagi. Enggak jadi deh. Di ponsel yang lama saya juga sempat daftar yang ungu, dulu kan tiap beli pulsa Bolt selalu bonus poin, tapi sampai hari ini poinnya enggak kepakai. Sistemnya udah berubah juga kayaknya. Ya udah, saya pakai uang tunai lagi. Toh, nominalnya pun enggak seberapa. Mungkin kalau nanti duit saya udah melimpah ruah, barulah saya bagi-bagi ke dompet digital. Hahaha.
Iya. Saya baru nyoba ikutan tahun ini malah. Kamu yang sempet masuk nominasi itu tahun 2017 berati, Yog?
HapusHahaha, siap!
Iya, yang berharap paling enggak bisa juara tigalah. Seumur-umur baru itu lomba besar yang bisa masuk nominasi 100 besar.
Hapusini usaha bagus sih untuk menggalakkan nontunai
BalasHapusaku lihat di berbagai pelosok dan warung-warung juga mulai menggunakan QRIS
hanya saja perlu penetrasi lebih ke masyarakat untuk program ini dan tentunya meyakinkan keamanan kepada mereka
semoga sukses lombanya...
Aamiin. Terima kasih, mas.
HapusAku kok ragu aku termasuk milenial po dudunya waha, sebab, aku ki lebih mumet ktinggalan dompet ktimbang hp, percaya ga percaya, bahkan sering aku kluar maen tp hp taktinggal di rumah
BalasHapusTp agek wingi wae aku n pak su lg diskusi pengen ngisi dompet digital tp lg membandingkan mana yg lebih manfaat, n paling banyak kepake klo pas blanja di e commerce...
Mungkin anda termasuk milenial garis coret, Mbak Nit. Hehehe. Jadi, sudah fix ngisi dompet digital yang mana ini?
HapusMilenial yang meragukan diriku hahahahha
HapusKayaknya mau nu, tapi kapan mb mbul kapan ahhahahah
Yowes takpelajari dulu metode si Qriss ini sembari cari bisa digunainnya dimana aja
Btw jangan jangan nek takpakai baru bisae pake yang dompet biru atau ungu, blom merah aku hahahha
wah bener nih, ku juga salah satu generasi berdompet tipis, bahkan kadang uang didompet cuma ada selembar 2000 doang. hahaha..
BalasHapusditambah lagi sekarang ada QRIS, makin tipis aja ni dompet :D
Dompet tipis, tapi saldo di dompet digital "gemuk" mbak :D
HapusIni nih yang ditunggu-tunggu.
BalasHapusJadi mudah kalo mau transaksi digital.
Alhamdulillah. Tinggal tap-tap-tap--->bayar---> lunas.
HapusYup dompet saya termasuk kategori dompet tipis. Soalnya naro uangnya di kantong celana, biar praktis gak ngeluarin dompet lagi.
BalasHapusTerobosan ini lebih praktis ya, biar gak banyak install si biru, si ijo, si ungu dan si merah... Dah kayak partai aje
Iya mas. Pilih satu aplikasi saja sudah bisa bayar pakai QRIS.
HapusDari kemaren mikir e-money tetap aja kayak rekening beda bank. Beda penyedia ya beda merchat. Sip nih kalo QRIS bisa menjembatani semuanya
BalasHapusSampai saat ini saya belum aplikasi pembayaran online, baik gopay atau lainnya termasuk qris, soalnya belum ada dana buat isi saldonya.😂
BalasHapusWeh baru lagi ini. Haha.
BalasHapus59% menyukai transaksi non-tunai. Hmmm saya 41%-nya hahahahahahaha.
Belum ada update terbaru nih blognya,balik lagi ah.😃
BalasHapusKayak dana itu ya
BalasHapuswah baru tau nih dngan qris.. kpan kapan kalau ada promo maulah coba
BalasHapusYakin udah di baca? Apa cuma di scroll doang?
Yaudah, yang penting jangan lupa komen yes?
Maturnuwun ^^