Setetes Kebaikan dalam Sekantong Darah
Minggu, April 19, 2020
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Sumber : pixabay.com
Berbuat baik itu tidak harus menunggu kaya terlebih dahulu.
Itulah kalimat
motivasi yang sering saya dengar dan saya baca di beberapa buku maupun media.
Sederhana, tapi penuh makna. Sebuah kalimat yang perlahan menyadarkan saya,
bahwa berbuat baik sebenarnya adalah hal yang mudah dan bisa dilakukan oleh siapa
saja. Tidak harus kaya, tidak harus dengan harta. Cukup berbagi dengan apa yang dimiliki
“saat ini” saja, kita sudah bisa menjadi pelaku kebaikan bagi sesama.
Dianugerahi Tuhan
dengan kepandaian akademis? Tak ada salahnya membuka tempat les atau kelas
khusus untuk berbagi ilmu yang kita miliki.
Memiliki waktu luang
dan tenaga ekstra? Bergabung menjadi relawan di sebuah komunitas atau lembaga
sosial, mungkin bisa menjadi pilihan.
Punya keahlian mendongeng
atau menggambar? Cobalah mengajak anak-anak di sekitar rumah untuk belajar
bercerita dan menggambar bersama.
Ya, beberapa contoh di
atas memang baru sebagian kecil dari sekian banyak aksi kebaikan yang bisa kita
lakukan. Meskipun tanpa ada embel-embel harta, nyatanya, manusia masih bisa berbuat
baik dengan beragam cara. Cara-cara sederhana inilah yang kemudian menginspirasi,
serta menjadi alasan kuat bagi saya untuk melakukan hal yang kurang lebih sama.
Berbagi kebaikan dengan bermodalkan “apa yang saya miliki saat ini”.
Apa itu? Berbagi
darah.
Donor
pertama kali, hingga menjadi “agenda” rutin sampai saat ini…
Saya lupa kapan
tepatnya, tapi yang pasti, kegiatan menyumbangkan darah ini pertama kali saya
lakukan saat masih duduk di bangku SMA.
Saat itu, saya dan teman-teman
pengurus ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) sedang mengadakan kegiatan
donor darah di sekolah. Dari beberapa siswa yang mengantre untuk donor,
ternyata tak ada satu pun nama dari teman-teman pengurus yang mendaftar.
Nah, entah iseng atau
memang sengaja memberikan sindiran, salah seorang dari kami secara tiba-tiba mengeluarkan
celetukan kurang lebih seperti ini :
“Ngisin-ngisini, cah. Jare cah PMR, tapi ra
wani donor. Yen pengurus nyobo donor, pie?” // “Malu-maluin, sob. Katanya anak PMR, tapi nggak berani donor.
Kalau (anak-anak) pengurus nyobain donor, gimana?”
Mendengar kalimat itu,
sontak kami tertawa.
Lah, bener juga, ya?
Teman-teman PMR saat SMA.
Maaf jika editannya memang lebai, karena setelah nyecroll-nyecroll koleksi foto di facebook, nemunya cuma ini ^^V
Tak mau kalah dengan siswa-siswi non-PMR yang sudah mengantre, kami pun akhirnya menerima tantangan yang kami buat sendiri. Setelah mendaftar dan melakukan pemeriksaan awal, dari tujuh orang pengurus, ternyata yang lolos dan bisa melakukan donor darah –kalau saya tidak salah ingat, hanya dua atau tiga orang saja.
Dan, saya adalah salah
satunya.
Seneng? Sebenarnya
tidak terlalu, karena pikiran saya waktu itu sudah dihantui dengan rasa sakit yang
biasa ditimbulkan oleh tusukan dari sebuah jarum suntik.
Tapi alhamdulillah,
setelah mulut berulang kali melafalkan kalimat bismillah, niat untuk berbagi
darah kepada sesama pun lebih mantap dan semakin kuat. Selang 15 menit setelah
jarum suntik ditusukkan ke pergelangan tangan, proses pengambilan darah pun selesai.
Perasaan waswas yang muncul di awal donor, akhirnya perlahan hilang saat
melihat sebuah kantong berisi 450 ml darah yang berhasil saya bagikan.
***
Ya, cerita awal mula
saya bisa mendonorkan darah memang sereceh itu. Meskipun hanya berawal dari
sebuah tantangan ala-ala anak SMA, syukur alhamdulillah, kegiatan ini masih
bisa saya lanjutkan hingga sekarang.
Setelah melewati momen
“donor darah pertama kali”, saya masih diberikan kesempatan untuk mendonorkan
darah di bulan-bulan berikutnya. Donor darah kedua, ketiga, keempat, hingga
donor darah ketiga puluh yang saya lakukan pada tanggal 20 Maret 2020 lalu.
Dari yang awalnya
donor dengan perasaan waswas dan deg-degan, kini saya sudah bisa merasakan
“nikmatnya” tusukan jarum suntik yang menempel di pergelangan tangan. Halah,
sok iye banget ini. Wkwkwk.
Piagam penghargaan dari PMI Kota Surakarta setelah saya donor darah sebanyak 10 kali dan 25 kali
Kartu donor darah yang saya miliki
Kamu, pernah membaca
atau menemukan postingan di media sosial yang berisi ajakan untuk berdonor
darah? Jika iya, pernah tanya kenapa nggak, sih? Kenapa Palang Merah Indonesia
(PMI) sebagai pihak penyelenggara donor darah serta pengolahan darah sebegitu
getolnya mengampanyekan ajakan ini?
Jawabannya, karena
permintaan dan kebutuhan akan darah di lapangan itu sangatlah tinggi.
Sementara, stok darah yang dikelola oleh PMI masih sangat jauh di bawah angka
aman. Dikutip dari laman tempo.co, data dari WHO menunjukkan bahwa kebutuhan
darah di Indonesia per tahun mencapai 5,1 juta kantong, sementara yang
terpenuhi baru sekitar 4,2 juta kantong darah saja.
Apa dampaknya? Tentu
saja orang-orang yang butuh darah akan kesulitan menemukan darah pengganti
untuk kepentingan perawatan atau pengobatan mereka. Korban kecelakaan, para
pasien yang melakukan operasi besar, orang-orang yang memiliki penyakit kelainan
darah seperti thalassemia dan hemofilia, bahkan, ibu hamil yang baru saja
melahirkan pun bisa terdampak, lho! Data Kementerian Kesehatan di tahun 2016
menyebutkan, bahwa sebanyak 28% penyebab kematian ibu saat melahirkan adalah
akibat perdarahan, serta tidak tersedianya pasokan darah setelah tindakan
persalinan.
Sedih nggak, sih? Di
negara dengan jumlah penduduk sebanyak 250 juta lebih, ternyata kita masih
kesulitan untuk memenuhi kebutuhan darah...
Menebar
kebaikan dengan donor darah…
Nah, dari sedikit
uraian di atas, tidak ada salahnya jika per hari ini kita mulai berniat untuk mendonorkan
darah. Selain membantu tercukupinya persediaan darah nasional, ternyata
sekantong darah yang kita donorkan juga bisa menjadi media penebar kebaikan
kepada sesama. Kebaikan yang bisa dirasakan, tentu saja ketika darah yang
disumbangkan bisa berpindah tangan dan ditransfusikan kepada orang yang
membutuhkan. Tak hanya untuk satu pasien saja, bahkan 450 ml darah yang kita
donorkan akan membantu menyelamatkan tiga nyawa sekaligus.
Ilustrasinya kurang
lebih seperti ini : jika pihak resipien (penerima) membutuhkan seluruh komponen
darah (whole blood), otomatis semua
darah yang ada dalam kantong akan langsung ditransfusikan ke dalam tubuh penerima.
Sederhananya, satu kantong darah yang kita sumbangkan akan digunakan untuk
membantu menyelamatkan satu nyawa manusia.
Sementara, jika sang
resipien hanya membutuhkan komponen tertentu saja dari darah (eritrosit,
trombosit, atau plasma darah saja), maka darah akan diolah terlebih dahulu
untuk dipisahkan sesuai kebutuhan pasien. Proses pemisahan ini nantinya akan
menghasilkan tiga kantong yang berbeda, yaitu satu kantong berisi eritrosit
saja, satu kantong berisi trombosit saja, serta satu kantong khusus yang berisi
plasma darah saja.
Apakah ketiga komponen
ini bisa digunakan semua?
Iya. Semua kantong
yang berisi komponen-komponen darah tersebut tetap bisa ditransfusikan sesuai
kebutuhan atau permintaan pasien. Nah, dari sini kita tahu bahwa satu kantong
darah yang kita donorkan, ternyata bisa membantu menyelamatkan 3 nyawa sekaligus.
Enggak main-main lho ini!
TIGA.
NYAWA.
MANUSIA.
Anggap ini baru berasal
dari satu kantong darah saja. Bisa dibayangkan kan, ada berapa nyawa yang
terselamatkan jika kita sudah melakukan 5 kali donor? 10 kali donor? Atau
bahkan 100 kali donor? Akan ada banyak kebaikan yang bisa kita tebarkan meskipun
hanya melalui setetes darah yang kita donorkan. Insya Allah…
“Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (Q.S Al-Maidah : 32)
Kebaikan
akan dibalas dengan kebaikan…
Donor darah ternyata mendatangkan
banyak manfaat. Tak hanya dirasakan oleh sang penerima saja, sang pemberi darah
pun akan bisa merasakan manfaat yang sama. Bahkan menurut saya pribadi, manfaat
serta kebaikan yang kita dapatkan sebagai pendonor akan jauh lebih banyak.
Saya saat donor darah | Sumber : Dokumentasi KSR PMI Unit UNS
Sementara setelah
proses donor selesai, darah tidak akan langsung ditransfusikan begitu saja
kepada pasien. Ada uji laboratorium yang digunakan untuk mengecek, apakah darah
kita bersih dan terbebas dari penyakit maupun virus mematikan seperti HIV/AIDS,
sifilis, hepatitis B, serta hepatitis C.
Nah, bukankah ini bisa
diibaratkan sebagai sebuah balasan lain dari berdonor darah? Mendapatkan
fasilitas tes kesehatan gratis setiap dua atau tiga bulan sekali?
Bisa dibilang, iya.
Karena jika dari hasil uji laboratorum ditemukan virus atau penyakit dalam
darah, PMI akan memberikan surat pemberitahuan kepada pendonor. Sementara jika
calon pendonor diketahui kurang sehat saat dilakukan pemeriksaan awal, pihak PMI
akan menolak niat baik sang calon pendonor dan menyarankan untuk datang kembali
di lain hari. Selama kurang lebih sepuluh tahun berdonor darah, masalah inilah
yang cukup sering saya alami. Gagal donor karena tekanan darah atau Hb tidak
memenuhi batas minimal syarat pendonor darah. Sedih…
Satu lagi manfaat yang
wajib saya tuliskan, yaitu tentang manfaat dari sisi psikologis. Manfaat ini mungkin
memang tidak bisa dilihat dan dirasakan oleh orang lain, tapi percayalah, ada
kebahagiaan serta kepuasan tersendiri yang muncul ketika saya bisa
menyumbangkan darah secara rutin untuk membantu orang lain.
***
Bagaimana, sudah
memantapkan niat untuk berbagi darah setelah sedikit mengetahui seluk-beluk
dunia perdonordarahan yang saya tuliskan? Untuk kamu yang sehat dan memenuhi syarat, jangan lupa langsung datang dan mendaftar ke PMI
terdekat, ya! Jika tidak memungkinkan, kamu bisa mencari info tentang agenda
donor darah mobile. Donor darah mobile seperti ini biasanya diselenggarakan
oleh sebuah lembaga atau instansi tertentu yang bekerjasama dengan pihak Palang
Merah Indonesia (PMI). Nah, salah satu lembaga yang cukup rutin
menyelenggarakan donor darah bersama PMI adalah Dompet Dhuafa.
Setiap 3 bulan sekali,
beberapa gerai Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) serta Rumah Sakit Rumah Sehat Terpadu
(RST) yang dikelola oleh Dompet Dhuafa, selalu rutin mengadakan donor darah dan
berhasil menjaring banyak pendonor.
Berbagi
Kebaikan bersama Dompet Dhuafa…
Siapa yang tak
mengenal Dompet Dhuafa? Dua puluh enam tahun lebih berkiprah di dunia sosial, lembaga
filantropi yang fokus pada pemberdayaan umat serta kemanusiaan ini memang telah
memberikan banyak manfaat kepada masyarakat. Tak hanya Indonesia, bahkan manfaat
dari program serta aksi sosial yang mereka hadirkan telah menjangkau lebih dari
2,4 juta jiwa penerima yang berada di 20 negara.
Infografis total penerima manfaat dari Dompet Dhuafa | Sumber : Ebook Public Expose 2020 Dompet Dhuafa
Foto bersama teman-teman Blogger Solo, tim Dompet Dhuafa, serta perwakilan dari Sasakawa Peace Foundation, Jepang, saat mengikuti diskusi rencana revitalisasi Taman Gesang di Solo - Jawa Tengah
Nah, tertarik untuk menjadi
salah satu donatur dan merasakan nikmatnya kebaikan berbagi bersama Dompet Dhuafa?
Langsung saja klik www.donasi.dompetdhuafa.org, kemudian
pilih jenis donasi sesuai keinginan. Ada zakat,
infaq/sedekah, wakaf, serta dana kemanusiaan. Setelah mengisi data-data pribadi, kemudian lanjutkan dengan memilih metode pembayaran. Kamu bisa membayar donasi dengan cara transfer antar bank atau
menggunakan dompet digital. Mudah bukan?
***
Itulah sedikit cerita
dan informasi tentang donor darah yang bisa saya bagikan. Semoga dari yang
sedikit ini bisa menjadi sebuah pengingat, bahwa berbuat baik itu bukanlah hal
yang sulit untuk dilakukan. Asal memiliki niat dan kemauan yang kuat, Allah akan
membantu kita dengan memberikan banyak jalan untuk berbuat kebaikan.
Besar, kecil, banyak,
ataupun sedikit, tak menjadi masalah. Selama kebaikan itu
dilakukan dengan ikhlas dan istiqamah, insya Allah, Allah akan mencatatnya
sebagai sebuah amalan yang bisa mendatangkan pahala untuk diri kita. Aamiin...
Selamat ber-fastabiqul khairat, para pejuang kebaikan!
Selamat ber-fastabiqul khairat, para pejuang kebaikan!
***
Alkhamdulillah...
“Tulisan ini
diikutsertakan dalam Lomba Blog Menebar Kebaikan yang diselenggarakan oleh
Dompet Dhuafa”
Referensi tulisan :
1. Ebook Public Expose 2020 Dompet Dhuafa
2. https://nasional.tempo.co/read/1082665/indonesia-butuh-darah-51-juta-kantong-per-tahun
3. https://vivahealth.co.id/article/detail/12353/banyak-manfaat-jadi-pendonor-darah
4. https://www.beritasatu.com/nasional/441051-28-persen-kematian-ibu-melahirkan-akibat-pendarahan
1. Ebook Public Expose 2020 Dompet Dhuafa
2. https://nasional.tempo.co/read/1082665/indonesia-butuh-darah-51-juta-kantong-per-tahun
3. https://vivahealth.co.id/article/detail/12353/banyak-manfaat-jadi-pendonor-darah
4. https://www.beritasatu.com/nasional/441051-28-persen-kematian-ibu-melahirkan-akibat-pendarahan
49 comments
Sungguh mulai kamu mas Wisnu... apalagi saat2 ini PMI kabarnya kekurangan stok darah. Butuh banyak relawan.
BalasHapusBenar mas. Biasanya kalau memasuki bulan ramadan, stok darah di PMI bakal menurun drastis. Nggak ramadan aja masih kekurangan, apalagi ditambah kondisi seperti sekarang ini; ramadan + masih ada corona.
HapusSemoga saja tetap banyak orang yang donor
SMK saya kayaknya belum ngadain donor darah begitu. Baru mulai berlaku zaman kerja. Itu pun saya termasuk yang gagal lolos karena berat badannya kurang dari syarat. Ya ampun, kurus banget ternyata. Takut pingsan kata susternya. Pas saya lihat kantong darah yang diambil kan emang banyak. Apalagi saya juga sempat kena anemia. Waduh. Jadi ya sampai hari ini belum bisa ikutan menyelamatkan nyawa orang dengan donor darah.
BalasHapusKerenlah si Wisnu rutin berkontribusi dalam kebaikan.
Kalau di SMA ku dulu udah jadi program kerja rutin sih, Yog. Jadi tiap 3 bulanan ada donor darah.
HapusWah, semoga cepat sehat. Aamiin 😊
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
HapusBapak yakin, pak? Kalau udah yakin, nggakpapa sih pak. Monggo...
HapusMalah... Gini, ni, repotnya buka dashboard blog lewat hp. Malah kepencet remove content (T_T)
HapusKenapa komentar saya dihapus hey
HapusItu udah tak tulis alasannya, Man. Nggak sengaja kepencet "remove content" pas mau pindah menu di dashboard blog. Maaf-maaf. Wkwkwk
Hapussaya tiap mau donor darah, nggak lolos fase pemeriksaan. katanya saya yang harusnya didonor, Wis. T.T
BalasHapusIni karena masalah berat badan juga?
HapusKayak mana yaa...kepingin ngedonor tpi q slalu tensine rendah mulu, 100/60/90/60 malahan jadi kliyengan 😞
BalasHapusWaduh, kurang istirahat mungkin?
HapusAku dari dulu pengen ikut donor darah, tapi apalah daya bb masih kategori kuyus. Belom lagi kondisi dara masuk ke kategori darah rendah.
BalasHapusMantep sekalilah kak, bisa donor darah ampe 30 kali plus dpet piagam penghargaan tuh. Duh aku sekali belom nyoba nih, padahal aku anak pmi. Kapan-kapan, mungkin suatu saat nanti hihi
Sip, wajib nyoba. Anak KSR kah?
Hapusiya nih anak KSR PMI Unsri, pada masanya. Sekarang udah non aktif organisasinya. Fokus skripsweet hehe
HapusSalam dari KSR PMI Unit UNS Solo ('_')7
HapusPengin banget donor kak.. tpi apa daya.. BB kurang . .. wkwkw
BalasHapusSemangat terus donornya ya kak.. hebat ..
Ikut program penambahan berat badan dulu ini berati. Baru nyoba donor lagi :D
HapusTerima kasih
Pertama kali ikut donor saat kuliah dan itu masih ngerasa serem ama jarumnya. :D
BalasHapusTapi setelah donor, ada rasa bahagia sih terutama kalo darah yang didonorkan bisa menolong hidup orang lain.
Mantep! Masih lanjut sampai sekarang mas?
HapusBener sih ini. Berbagi darah bisa bikin happy :)
Oh nooo ! Kok aku merasa ter-jleb gitu deh ambi kalimat yang bagian ini nih = kok cah pe em er ra wani nyumbang darah, e ini aku banget, tapi sayange emang aku ga masuk kriteria, soale aku ada tekanan darah rendah n anemia, jadi wonge gampang kliyengan ngunu loh
BalasHapusHoho
Oh aku jadi ngerti deh bab bab pemisahan kantong2 darah per jenis darahe, #sambil manggut-manggut, soale dulu aku pertama kali sinau bab darah ki sebelum di pelajaran ipa, malah liwat majalah bobo, dan aku ngebayangin beberapa bentuk darah ki kayak ada sing bentuke keping2 ngono
#e salfok wisnu jaman cilik alias sma ne kok oenyoek oenyoek temen nu, kayak chines apa cowok korea hehehe...
Hehehe, itu juga iseng-iseng aja sebenernya ngomong gitu dulu. Eee, lha kok kami merasa tertantang. Yowes, nyoba daftar aja. Alhamdulillah kok lolos :)
HapusMajalah Bobo is the best teacher memang.
Dan, anda adalah orang yang ke 6474848 yang mengatakan saya kaya chinese, mbak. *padahal aku keturunan jawa tulen* ckckck
What? Satu kantong bisa sampe 3 nyawa?
BalasHapusGue dulu pernah pengen donor pas sekolah, tapi ga lolos gatau deh gara2 apa. Kayaknya berat badan apa ya. :))
Kalo sekarang nyokap tuh rutin banget tiap berapa bulan sekali. Kayaknya dia punya kartu kayak lo gitu juga deh. Ckckck.
Banyak yang nggak bisa donor karena masalah berat badan sepertinya ini...
Hapus2.5-3 bulan biasanya, Di. Tapi aturan yang baru, sekarang 2 bulan sekali pun udah bisa donor lagi, ding. Jadi misal setahun rutin donor (dan diterima semua), bisa 6X itu.
Wah dua bulan sekali bisa? Buset banyak bener ya ternyata. Kalo ke PMI gitu2 tuh gratis kan ya kalo kita mau donor? Apa bayar sih?
HapusKalau mau donor, gratis, Di. Tinggal dateng aja. Modal tubuh sehat aja udah.
HapusSampai sekarang saya belum pernah donor darah, soalnya takut aja mas Wisnu, gimana kalo darahnya kurang.😱
BalasHapusTapi sebenarnya dengan ikut donor darah malah jadi tahu kesehatan kita ya, kan di cek dulu kesehatannya, apakah pendonor sehat dan bisa diambil darahnya atau tidak.
Semoga menang lomba ya mas Wisnu, semangat ya.😊
Kurang gimana maksudnya mas?
HapusNah, iya. Sebelum pengambilan darah, calon pendonor bakal dicek dulu kesehatannya sama petugas PMI.
Aamiin. Terima kasih mas :)
Jujur, saya sampai saat ini belum pernah donor darah karena memang terasa seperti mengerikan. Apakah ada saran agar saya berani untuk berdonor?
BalasHapusNiat dan nekad aja mas. Dulu saya awal-awal gitu sih. Alhamdulillah, keterusan sampai sekarang. Hehehe
HapusSetuju banget dengan prinsip kebaikan pasti akan dibalas dengan kebaikan...
BalasHapusMakane, aku pengen dadi wong baik wae lah. 😊
Sukses ya untuk lombanya. Layak menang sepertinya..
Wehehehe, sip mbak.
HapusAamiin, terima kasih mbak.
wah, Masyaallah.. bahkan udah dapet piagam penghargaan dari PMI.. keren mas..
BalasHapusaku seumur-umur belum pernah donor darah. Selain takut, aku juga sering di tolak karena tekanan darah selalu rendah 😅
Semoga kapan-kapan bisa donor darah, Mbak Thya
HapusHi mas Wisnu, terima kasih sudah berkunjung ke blog saya :D
BalasHapusBy the way, saya sudah pernah beberapa kali donor darah tapi belum sampai sebanyak mas Wisnu jumlahnya, karena mostly saya donor ketika memang ada event yang dekat di lokasi saya dan saya tau penyelenggaranya atau donor untuk kerabat yang membutuhkan. Belum sampai tahap datang rutin pertiga bulan seperti mas Wisnu :D
Salut sama mas Wisnu karena sangat rutin mendonorkan darahnya, semoga bisa membantu semakin banyak orang yang membutuhkan darah di luar sana ya mas :) sepengalaman saya sendiri, kalau di Korea (karena kebetulan saya stay di Korea juga), setiap kali kita donor darah 1 kantong, maka kita akan dapat free 1 kantong saat kita membutuhkannya (misal suatu hari nanti kita kecelakaan, dsb) ~ kalau di Indonesia sendiri ada sistem seperti itu kah mas? Hehehe, saya nggak pernah mempelajari lebih jauh soal sistem donor darah di Indonesia soalnya :D
Thanks for sharing mas jadi bertambah ilmu saya, goodluck semoga menang :)
Sama-sama mbak. Mampir karena habis baca tulisan di blognya Mbak Nita yang mbahas tentang paketan dari Mbak Eno itu. Hehehe.
HapusSalut juga sama Mbak Eno, sudah berbagi darah untuk sesama.
Setahu saya, ada mbak. Mirip sih. Misal suatu saat si pendonor butuh darah, nanti dapat fasilitas darah gratis dari PMI. Sama bisa berobat gratis juga di klinik PMI *setahu saya itu--cmiiw*
Aamiin. Terima kasih mbak
Aku pertama donor darah pas jaman kuliah yang diselenggarakan oleh KSR kampus. Setelah donor darah pertama akhirnya rutin donor saat kuliah. Setelah lulus kuliah malah ga rutin lagi seperti dulu.
BalasHapusPernah ditolak juga ketika mau donor darah karena Hb darah terlalu tinggi. Yaa akhirnya belum donor darah lagi. selain itu, aku juga sering mengajak teman-temanku untuk rutin donor darah. Karena ini sangat bermanfaat bagi orang lain.
makasih mas wisnu atas infonya :)
Keren mas! Semoga masih bisa lanjut donor dan ngajak temen-temennya lagi.
HapusIni mirip sama temenku. Dulu sempet cerita ditolak donor karena Hbnya terlalu tinggi. Sementara saya gagal donor karena Hb rendah xD
aku ga berani lebih tepatnya gaboleh si
BalasHapussoalnya tekanan darahku rendah gampang pingsan
aku bantu doa dan support lain
pas pmr dulu seneng tapi ikutan bawa bawa snack ato hansaplas dari PMI (habis lucu lucu gambar hansaplasnya hihi)
dompet dhuafa emang OK masalah menampung dana semacam ini
semoga lombanya menang..
Untungnya jadi anak PMR, dulu kalau habis ada agenda donor darah di sekolah, bisa dapet tambahan snack dari PMI. Hehehe.
HapusAamiin, terima kasih, mas
Pengalamanku mendonor dari cuma 2 kali 🙁. Bukan sengaja ngga mau tapi tensiku cenderung mudah turun.
BalasHapusPadahal setauku dan juga dokter pernah kasi tau kalau manfaat mendonor darah itu salah satunya berfungsi mengurangi penggumpalan darah.
Ulasannya keren, semoga posisi juara diraih.
Wah, semoga tensinya bisa normal lagi, Mas Him. Biar bisa donor darah lagi.
HapusAamiin, terima kasih atas doanya...
uwiiii kereeen
BalasHapusudah lebih dari 25 kali dan masih istiqomah
btw wisnu jaman muda ternyata imut loh
entah sekarang dah, hahaha
Hehehe, semoga bisa terus istiqomah donor darah :D
Hapusjadi kesindir nih hehe. saya sampe sekarang belom pernah donor darah.. ga berani
BalasHapusBisa dicoba lho, min. Nanti ketagihan :D
HapusMulia banget mendonor darah untuk sesama. Apalagi saat keadaan pandemi PMI membutuhkan banyak darah Banyak yang membutuhkan. semoga mendapat pahala.
BalasHapusAamiin. Terima kasih, mbak
HapusYakin udah di baca? Apa cuma di scroll doang?
Yaudah, yang penting jangan lupa komen yes?
Maturnuwun ^^