Ki Opo To Kik?
Rabu, Juli 08, 2020
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Awal bulan Mei kemarin
sebenarnya saya punya niatan buat menuliskan hal-hal receh yang saya alami
setiap hari. Ya, nggak setiap hari juga, sih. Intinya kalau saya ngalamin
hal-hal aneh, ngelakuin hal-hal yang nggak biasa, atau apapun itu yang menurut
saya memorable, bakal saya catat di notes kecil yang saya punya. Buat apa? Buat
bahan konten blog di bulan Mei dan Juni, tentu saja! Apalagi.
Maklum, sebagai blogger
yang dilanda virus ke-tidak-konsisten-an dalam menulis dan sering bingung “mau
nulis apa”, sepertinya cara yang saya tuliskan di atas lumayan bisa membantu
untuk membuat draft tulisan. Ya, setidaknya biar ada satu postingan baru yang
bisa memunculkan nama saya di dashboard klean-klean yang follow blog wisnutri
(dot) com, begitu.
Tapi apa? Sampai bulan
Mei berakhir, saya cuma berhasil menuliskan lima kejadian di notes. Itupun
kejadian yang, yah….kalau pas saya baca-baca lagi, otomatis mulut hanya ingin
mengumpat dan berkata; “ki opo to kik?”
Yowes, bulan Mei dan
Juni saya lewati tanpa ada update tulisan sama sekali.
Gimana lagi, hidup
saya flat-flat aja. Hahaha. Semenjak ada corona dan W.F.K alias Work From
Kosan, pol-polan saya cuma bangun – makan – ngerjain jobdesk sebentar – tidur
– bangun – makan – tidur lagi.
Dua puluh empat jam
waktu yang saya miliki dalam sehari, hampir semuanya saya habiskan untuk
aktivitas di dalam kamar. Keluar paling cuma nyari makan sama beli bensin doang.
Itupun intensitas buat beli bensin setelah ada corona juga berkurang. Dari yang
biasanya seminggu sekali, sekarang kayaknya sebulan cuma dua kali ngisi. Orang
nggak kemana-mana. Irit, bos!
______________________
Mau nulis konten
berbau jalan-jalan? Lha wong aku wae gur klumbrak-klumbruk nang njero kosan. Jelas
sekali tidak memungkinkan.
Stok cerita
jalan-jalan yang saya lakukan sebelum pandemi juga sudah habis. Terakhir itu
bulan Februari kemarin. Pas saya nyobain nginep di Shakti Capsule Hotel Jakarta
dan mengalami banyak drama selama di ibu kota. Setelah itu, belum pernah
ngelayap lagi.
Heleh, kok ngene meh
ngaku-ngaku dadi travel blogger!
Kukutan wae, wes!
Wkwkwk. Ngomong-ngomong
travel blogger, jujur, itu memang jadi cita-cita dan salah satu motivasi saya
dulu pas awal-awal mulai tertarik buat aktif ngeblog lagi. Awalnya karena habis
blogwalking ke travel blogger-travel blogger kece Indonesia. Mbaca puluhan
paragraf dan ribuan kata yang mereka tulis di blog. Nonton foto-foto
dokumentasi perjalanan mereka yang aduhai enaknya kayak nggak mikirin beban hidup.
Yang bikin mupeng, tentu saja pas nemu paragraf disclaimer kalau perjalanan
para travel blogger ini ternyata gratis karena dapat sponsor dari pihak travel atau
dibiayai instansi macam fam trip-fam trip gitu.
Beuh, makin pengen
dong saya!
Yowes, semenjak saat itu
( ( ( SEMENJAK SAAT ITU ) ) ), saya mencoba ikut-ikutan bikin konten yang
berbau jalan-jalan dengan tujuan : BIAR BISA JALAN-JALAN GRATIS!
Long story short, makin
ke sini – makin ke sini – dan makin ke sini, setelah berhasil membuat beberapa
tulisan berbau travelling yang sebenernya lebih condong ke tulisan curhatan,
saya mikir; “wah, kayaknya nggak bisa kalau saya harus rutin bikin konten
berbau travelling.”
Lha wong travellingnya
aja cuma kadang-kadang dan seenak jidat saya. Itupun destinasi yang sering saya
jadikan bahan tulisan kebanyakan juga baru wisata lokal yang deket-deket rumah.
Bukan wisata luar kota. Apalagi luar negeri. Yajadi saya sering insecure dan
merasa dihantui dengan bayang-bayang kesuksesan dari travel blogger lain. Yang mereka
bisa rutin jalan-jalanlah. Yang bisa rutin nulislah. Yang bisa bikin tulisan
bagus dan foto-foto aestetiklah. Pokoknya apapun itu yang menurut saya bisa
menjadikan seseorang mendapatkan label kesempurnaan sebagai seorang travel
blogger.
Dan akhirnya, karena
ke-insecure-an seperti yang saya sebutkan di atas, kembalilah saya
ke niatan awal. Yaitu mengisi blog dengan tulisan cerita keseharian. Yang mana
tulisan-tulisan ini nantinya bisa saya jadikan sebagai sebuah pengingat dan
bahan bacaan untuk diri sendiri di kala gabut seperti masa pandemi sekarang ini.
Lha terus, apakah
cita-cita saya menjadi seorang travel blogger kemudian hilang dan sirna begitu
saja? Enggak juga. Karena sesekali masih ada barang satu apa dua tulisan
perjalanan yang saya publish di blog. Ya, itu semua semata-mata hanya ingin
mencoba melanjutkan apa yang sudah saya mulai. Tapi memang nggak terlalu ambisius
seperti awal-awal dulu. Yang pernah dalam sebulan itu posting tulisan berbau
jalan-jalan semua. Bahkan, tulisan lomba yang temanya nggak harus travelling pun
sengaja tak senggol-senggolin sama tema travel biar keliatan seperti travel
blogger yang doyan piknik gitu. Maksa banget ini. Yanamanya juga usaha.
Pernah juga bikin
jadwal setiap bulan minimal harus ada dua tulisan berbau travelling. Sekarang?
Boro-boro dua tulisan. Ada satu aja udah alhamdulillah pakai banget. Ibarat
kata mah, sekarang saya hanya mengikuti arus. Kalau ada bahan, ya, ditulis. Kalau nggak ada ya,
yowes. Lossss’ké. Cul’né wae. Nulis random seadanya bahan aja.
Pernah juga, pengen
nerapin prinsip “hanya menerima sponsored post yang ada hubungannya sama
travelling”. Sok iye banget kan? Anak baru udah belagu. Alhasil, pas saya nunggu-nunggu
ajakan kerja sama, malah nggak ada email penawaran yang masuk satu pun. Eh, sekalinya
dapet, dapetnya dari Tokopedia. Ya, Alhamdulillahirobbil ‘alamin sekali.
Tema tulisannya berbau
travel, Nu?
Enggak, sih.
Diterima tapi?
Iyalah!
Cuan pertama, coy! Bodo amat sama prinsip-prinsip berbau travelling. Yang penting dapet saldo Tokopedia pay dua ratus lima puluh ribu. Mayan sekali kan sebagai blogger baru waktu itu.
Cuan pertama, coy! Bodo amat sama prinsip-prinsip berbau travelling. Yang penting dapet saldo Tokopedia pay dua ratus lima puluh ribu. Mayan sekali kan sebagai blogger baru waktu itu.
Bener-bener…
Uang
memang bisa merubah segalanya, ya...
Hahaha...
Hahaha...
______________________
Judul blogpost saya ambil
dari judul video promosi “Karak Semangat Tjap Tiga Mudub” yang sempat muncul di
timeline twitter. Pas tak tonton, badala i, lha kok lucu men. Yowes, saya tiru.
Semoga diizinkan dan tidak terkena copyright. Wassalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh...
Catatan : Ini ada empat video. Kalau mau lihat versi lengkapnya, silakan langsung menuju ke utas Twitter yang dibuat sama The Mudub ya!
Catatan : Ini ada empat video. Kalau mau lihat versi lengkapnya, silakan langsung menuju ke utas Twitter yang dibuat sama The Mudub ya!
Ki Opo To Kik?! - Jambret pic.twitter.com/TdX7fXwx8p— The Mudub Official (@TheMudub) May 31, 2020
30 comments
Saya dulu juga pernah punya keinginan bisa jalan-jalan ke luar negeri gratis karena blog. Akomodasi dan transportasi pokoknya ditanggung oleh pihak mereka. Saya nanti tinggal bercerita sekaligus memotret akan perjalanan itu aja. Eh, sampai hari ini ternyata belum kesampaian. Wahahaha. Tapi saya masih enggak nyangka tahun lalu bisa dapat ponsel gratis nih. Semoga suatu hari bisa dapat laptop dan perangkat lainnya. :D
BalasHapusBayaran pertama kali 250 ribu dari Tokopedia itu udah mantap ya, Wis. Dulu pas Desember 2014 saya cuma 100 ribu dari Zalora. Itu aja udah girang bukan main. Haha.
Bicara soal mandek ngeblog, tujuan saya pertama kali serius mengelola blog juga bisa konsisten menerbitkan seminggu satu tulisan. Nyatanya, seiring bergesernya hari, masih tetap ada bolong-bolongnya. Cuma lama-lama bodo amatlah. Enggak mau memaksakan diri sekiranya memang belum sempat atau sibuk. Yang penting dalam sebulan minimal ada satu tulisan deh biar arsipnya enggak kosong.
Ponsel yang dari proyekan sama provider merah, Yog? Alhamdulillah... Saya dapetnya baru dari lomba ini.
HapusIya, seneng banget itu. Dulu pengennya dapet uang yang beneran 'uang' ditransfer ke rekening gitu. Eh, tapi takdir berkata lain. Yowes, langsung tak habisin buat belanja online. Hahaha.
Tapi mantep, Yog! Aku salut sama ke-konsistenn-an mu buat nulis dan update di blog. Masih rajin banget. Dulu pengen niru juga itu saya, satu minggu datu tulisan. Cuma bertahan berapa bulan doang. Habis itu ya.... Anda tahu sendirilah keadaan blog ini. Terbengkalai.
Cullke !! losske...!!! Wes ndang tulisen, kalau nda takjitake andah soalnya andah sudah saya fallaw di blogroll sayah dan takjadikan sebagai salah satu jujugan untuk sering2 mampir, lha nek kosong mlompong ra update-update ngko rak bingung pembaca sambil mbatin ki bocah lagi neng ndi #hilih mbanit ki lagi ngomong opo seh ahhahahha, #just kidding nu :D
BalasHapusLha iki akhire update juga #silakan ucapkan wasyukurilah setelah ratusan purnama tiap mampir ke sini iseh takjumpai postingan hotel capsul neng bagian duwur wkwk
Nu nu...aku ngakak amat nu baca ini sore-sore, hiburan yakin lah, lumayan penyegaran aku setelah lelah jelong-jelong neng akeh travel blogger sik koyo mbok sebut kui mau, dan ku terintimidasi pengen bikin tulisan yang as good as blog mereka, tapi aku raiso, ujung-ujunge nulis ngalor ngidul meneh deh gw..
Intinya nu, selamat datang kembali buat nulis suka-suka
Bener juga sih selama masa pandemi ini menarik juga nek kita bisa mencoba hal baru, misal mengotak-atik tema tulisan yang melenceng dari idealisme awal...walau tetep yang jadi andalan ya tulisan yang paling kita sukai pas nuliskannya, misale travel atau apa lah. Tapi nulis recehan juga apik kok asal niat plus tambahi dokumentasi sing mandan ciamik
#eh tapi aku rep pengumuman deng, uhuk.. biyen sponsored post pertamaku iso tembus rego senilai gajih umr, ning datenge pisan thok, seluwihe akeh-akehe ga berakhir dengan deal-dealan wakakka..
Haduh, beban per-blogger-an ku bertambah 😂
HapusKopsal-kapsul ra tau ganti. Mana udah dua bulan lagi itu. Niat apa tidak saya ini menjadi blogger, ha?
Sama mbak. Kalau udah nemu dan baca tulisan dari blogger yang kece, kadang aku merasa : ya Allah, tulisanku berasa nggak ada apa-apanya banget.
Tahun berapa itu mbak? Mungkin karena jaman dulu blogger belum seramai sekarang ya? Dan waktu itu sepertinya blog masih booming-boomingnya. Jadi persaingan antar blogger buat dapet tawaran sponsored post masih bisa dibilang 'sehat', karena bisa dapet bayaran yang LUMAYAN BESAR SEKALI ITU MAH KALAU GAJI UMR. MANA UMR JAKARTA LAGI MESTI KAN?
Saya menulis sebenarnya juga malas sekali
BalasHapusSaya paksakan saja, maka tidak heran jika hasilnya kacau balau tak tersusun rapi
Dulu saya juga pengen jadi travling blogger, yang dapat sponsor bisa kesana kemari
eh sampai sekarang tak ada yang menawari, akhirnya jadi blogger gado-gado
Ada temennya, alhamdulillah. Fokus ke beberapa tema tertentu gitu nggak mas? Apa bener-bener "gado-gado" alias semua tulisan bisa masuk blog?
Hapuspada akhirnya idealisme akan runtuh
BalasHapustermasuk saya wkwk
penting cuan ya mas ahahaha
luamayan lo tapi sponsored pos rongatus telungatus ewu sewulan oleh 2-3 kenek gae mangan
aku enggak melebeli travel blogger se
soale tulisanku random
apa lagi pas corona juga sama engga pernah traveling dan nyepur
tiap hari gelar gelor ndelok miss universe
ya wis tulisan isine pejen ket wingi hahahahha
eh bensin yo bener se tambah irit
saking suwene korona iki malah metu sedilut koyok males maneh pingin ngeyutub wae
Pernah sebulan dapet 2-3X,tapi cuma sekali kalo nggak salah inget. Habis itu makin jarang, makin jarang. Bahkan tahun ini belum pernah dapet. Hahaha.
HapusBener. Setuju. Habis lebaran kan aku sesekali suruh masuk kantor, nah itu awal-awal nek meh berangkat terus motoran di jalan rasane males + abot e eram.
dulu aku pengen juga bahas ttg travel tapi dalam bentuk vlog... pas udah jalan2 ehh kok males ya... kemampuas ambil video jelek, ngeditnya capek karena minim ilmu, ya akhirnya ga jadi, meskipun sempet publish video ttg travelling.
BalasHapuskadang semangat itu memang naik turun, bahkan bisa ilang gitu aja kalo ga ada yg ngingatin tujuan kita itu apa sebenarnya
Kalau dalam bentuk tulisan pernah belum mas? Mungkin bisa jadi alternatif.
Hapussaya nulis edukasi, kagak ada yang nawarin beasiswa atau ikut proyek NASA. sedih.
BalasHapusblog saya mulai sering diisi semenjak pandemi ini, alasannya cuma karna lagi banyak waktu dan biar ada bacaan selama di rumah untuk temen2 yg gak banyak. biar gak hanya dicekoki berita menyeramkan dan hoax melulu. ini kalo udah normal lagi kayaknya juga bakal males lagi buat ngeblognya. xD
Buat proposal ke Kemendikbud coba, Haw. Siapa tahu di ACC.
HapusNulis konten di blog memang sangat sulit. Meskipun sudah ada ide, kadang eksekusinya yang malesnya minta ampun. Saya juga sekarang pun sama ingin ngisi blog ini secara konsisten
BalasHapusKalau saya jujur, kebanyakan nunda dan bersembunyi di balik kata "nanti". Eh, ending-endingnya ya, jadi nggak ke-eksekusi.
HapusSebaiknya jangan diniatkan ke arah sana sih. Biarin ngalir aja. Soalnya kadang kalau digituin malah enggak kesampaian hahaha. Kalau saya sih begitu. Awal ngeblog juga ga pernah tau bakal dibawa ke mana blognya, tapi makin ke sini makin ngerti di mana yang bikin nyaman. Terus jadi keterusan deh.
BalasHapusTerima kasih atas masukannya, suhu... Akan saya coba aplikasikan *kemudian sungkem*
HapusLong story short, makin ke sini – makin ke sini – dan makin ke sini, setelah berhasil membuat beberapa tulisan berbau travelling ..
BalasHapusHahaha ... aku (maaf) reflek ngakak baca tulisan itu.
Betulan!.
Gimana aku ngga ngakak ya, kan itu nyaris jadi impian semua blogger travelling bisa keliling sana-sani disponsori yang katanya agent ini itulah atau apalah .. padahal kalau dilihat kontennya tak jarang yang hanya konten tempelan seolah travel blogger betulan berada di suatu lokasi, tapi tak jarang setelah dilihat kontennya hanya menceritakan keadaan suatu lokasi tanpa ia berada liburan betulan disana.
Sekarang blog baruku ngga melulu travelling karena waktu itu sadar di blog travelling lama kalau terus menerus travelling demi update rutin postingan ya jebol isi dompet pribadi, ra cucok cuan pokoke wwkk ..
Yang konten tempelan, mungkin itu konten berbayar mas *saya kayaknya pernah nerima sponsored post macam ini masalah e. Hahaha
HapusNah, masalah dompet juga jadi salah satu alasan, kenapa makin ke sini saya juga jarang ngepost tulisan berbau jalan-jalan.
cerita klumbrak-klumbruk saat pandemi,podho.. hampir nggak kemana2. Klopun pergi, deket rumah..alhasil blog dolanjajan juga hampir lumutan. Idealisme ngeblog, aku yang blog mamak2, aku isi gado2,,tema macem2 bisa masuk.. tapi yang dolanjajan, tak usahain acara dolan sama kuliner doang..meski dolannya ya cuma di deket2 rumah dan jajannya bakso sama mie ayam mlulu :-D
BalasHapusintine, klo yang dolanjajan, tak buat nyantai nulisnya..nggak ngejar sponsored post. Klo dapat ya alhamdulillah...klo nggak, minimal buat dokumentasi
Tapi blog e Mbak Sulis yang dolanjajan itu lumayan konsisten sih mbak, isinya. Masih relate sama dunia travelling. Nggakpapa juga kalau isinya mie ayam-bakso. Siapa tahu bisa nambah referensi warung mie ayam enak buat saya *selain mie ayam tumini tentunya.
HapusGapapa mas, walo ga full nulis ttg traveling, yg ptg ttp nulis, walo ga berhubungan sekalipun :D. Walopun blogku nichenya traveling dan kuliner , tp aku slalu suka bacain blog temen2 yg nichenya beda. Karena dari situ jadi banyak belajar cara2 penulisan yg diluar trveling. Banyak dpt kosa kata baru juga :D.
BalasHapusAku dulupun berharap bisa dpt trip gratisan kayak travel blogger panutanku :D. Apa daya, kayaknya rezeki ga bisa dari sana. Tp Alhamdulillah dari gaji kantor bisa biayain sendiri trip2 yg selama ini aku lakuin. Kalo nunggu dr sponsor, ga jalan2 ntr :D.
Toh karena aku memang tergila2 traveling, jd rela sih sisihin budget khusus utk itu. Tp Karen skr sedang pandemi, yg ada aku keabisan idee hahahahah. Tapi demi blog ga mati suri, terpaksalah bongkar foto2 lama, dan coba menulis cerita dari sisi lain tp msh bertema jalan2 :D. Kalo ga gitu, jgn harap blog bisa update kan :D. Krn jujur aku ga bisa nulis something di luar traveling. Mikirin kata2nya kayak stuck -_-
Wah, siap mas. Terima kasih atas semangatnya.
HapusBener. Dulu misal saya nggak ada bahan dan sedang pengen nulis tentang travel, solusinya juga bingkar folder foto-foto lama. Dari situ biasanya dapet ide nulis. Walaupun kadang sedikit lupa sama detail ceritanya, setidaknya lumayanlah, buat isi blog.
Ternyata bikin artikel memang sulit. Sulit ngatur waktu. Kadang dah ada ide, trus gak secepatnya dituangkan eh, jadi ngilang lagi. Aku mah gak punya target apa2. Pokoknya pas lagi sempet ya nulis, klo gak y..... blm tentu artikel 1 bln 1 kali terbit, meski punya 3 penulis. Sama aja pada sibuuuk hehe..
BalasHapusDulu pernah kepinging nulis tentang traveling jg tp apa daya:D.
slm kenal iya.
Salam kenal juga Mbak Ike. Terima kasih sudah mampir di blog saya.
HapusPunya tim buat nulis konten mbak? Misal sedang stuck, setidaknya mereka bisa bantu buat ikutan mikir dan nulis konten. Lha kalau single fighter macam saya kan, agak keteteran. Paling ya, berakhir dengan hiatus nulis dan berujung dengan nganggurin blog sampai berbulan-bulan :D
Halo kakakkkk
BalasHapusLama tak berjumpa lagi.
Halah, gak usah gaya. Nulis yang simpel-simpel aja kaya saya. Males saya kalo mau nulis aja harus dikotak-kotakin temanya. Kan ini blog punya sendiri. Tulis aja apa yang kita suka. Dari yang sederhana-sederhana aja. Kayak gw nulis kisahnya Keenan, wkwkwkwk.
Daripada gak nulis. Iya kan??
Halo Kak, yang sekarang udah mau jadi bapak.
HapusNamanya juga usaha untuk membranding diri, pak. Jadi ya, dulu pengennya punya personal branding dan dikenal orang sebagai blogger yang membahas tema tertentu. Tapi kalau sekarang sih, masa bodo sama label itu. Hahaha.
Keenan apa kabar? Saya juga lama tidak berkunjung ke blog Anda.
Mas Wisnu apa kabar?
BalasHapusLama g main ke sini, hehehe..
Sekalinya main disuguhkan postingan yang jujur aja aku ngakak XD
Tenang Mas, nggak cuman Mas Wisnu yang arang kading nulis, aku udah setahun nggak nulis dan baru mulai sebulanan ini. Nduwe blog mergo seneng mbek domain e tok, hahaha
Bagian cerita pingin jadi travel blogger rasanya sama, I can relate Mas!!
Niat banget dulu, apalagi semenjak lulus kuliah yang namanya traveling itu kewajiban, sebuah terapi yang diniati buat menghalau stres tapi sekalian ngonten biar dapat trip gratis. Ngarepnya..
Eladalah..
Tahun 2019 aku mulai sadar, traveling is not my passion at all. Apalagi semenjak traveling terakhirku di akhir tahun 2019, aku nggak ngerasa apa-apa, b aja gitu Mas. Dan ini aku tandai pula dengan unfollow travel influencer di IG, karena emang udah ngerasa nggak relate lagi.
Kalau sampean masih ada keinginan, I don't think I have. Aku menikmati aja tulisan dan foto orang-orang yang traveling, itu sudah cukup menyegarkan mataku, melihat keseruan mereka jalan-jalan ke tempat-tempat yang belum pernah aku sambangi.
Tapi Mas, sampean nulis hal-hal kayak gini aja, aku suka!
Alhamdulillah sehat, Mbak Pipit. Ya kita ini mirip-mirip sih. Update blog kalau pas bolong aja. Hahaha.
HapusWah,sampai unfollow akun ig segala? Kalau saya dulu memang belum sejauh itu sih. Dalam artian ya, nggak sampai harus banget wajib follow travel influencer gitu-gitu. Ada, tapi paling cuma 1-2. Nggak banyak. Karena akun ig ku seringnya tak pakai buat nyari referensi desain ilustrasi/karakter vector-vector gitu :)
Siap mbak. Selama pandemi masih merajalela di Indonesia, kayaknya blogku bakal banyak berisi tulisan receh-receh gini sih.
di masa pandemi seperti sekarang ini memang sulit mencari tulisan tentang traveling. Kalau ada, mungkin cerita perjalanan yang telah dilakukan beberapa bulan/tahun yang lalu. sebut saja CLBK. Cerita lama bersemi kembali...hahhahaha
BalasHapusaku yang suka beberapa artikel di blogmu mas. Isinya sangat bagus, dan berhubungan dengan kehidupan sehari-sehari.
Semangat mas wisnu, jangan diloske terus-terusan..hahhaa
Bener, Mas Vai. Nah, sayangnya, saya udah nggak punya file foto buat konten CLBK. Hahaha
HapusWah, terima kasih. Siap-siap buat ngencengin ikat pinggang lagi nih, biar semangat nulis :D
Yakin udah di baca? Apa cuma di scroll doang?
Yaudah, yang penting jangan lupa komen yes?
Maturnuwun ^^